Kisah Pena dan Secarik Kertas
Pergaulan remaja adalah suatu hal yang tidak dapat dibatasi, anak remaja yang memiliki semangat menggebu -gebu untuk mencari jati dirinya . Namun banyak yang salah memahami arti
dari fase remaja ini, banyak remaja yang cenderung terjeremus ke dalam hal yang sangat memposisikan seorang remaja pada ketidak nyamanan di masa depannya nanti. Dekadensi moral juga yang berperan dalam terjerumusnya kaum muda, entah jatuh pada alkohol, narkoba, seks bebas, maupun lainnya. Terjerumus kepada hal-hal tersebut sangatlah mungkin bagi kaum muda, namun ketika sudah masuk kedalam jurang, butuh proses yang sangat berat untuk sampai ke tempat semula. Maka dari itu, sebagai kaum muda yang sedikit melek akan fenomena ini, ada sedikit gambaran mengenai muda-mudi yang baik, dan mungkin dapat menjadi motivasi untuk selalu berusaha menjaga diri, serta menjaga lingkungan sekitar. Karena memang sangatlah benar, mencegah lebih baik dari pada mengobati.
dari fase remaja ini, banyak remaja yang cenderung terjeremus ke dalam hal yang sangat memposisikan seorang remaja pada ketidak nyamanan di masa depannya nanti. Dekadensi moral juga yang berperan dalam terjerumusnya kaum muda, entah jatuh pada alkohol, narkoba, seks bebas, maupun lainnya. Terjerumus kepada hal-hal tersebut sangatlah mungkin bagi kaum muda, namun ketika sudah masuk kedalam jurang, butuh proses yang sangat berat untuk sampai ke tempat semula. Maka dari itu, sebagai kaum muda yang sedikit melek akan fenomena ini, ada sedikit gambaran mengenai muda-mudi yang baik, dan mungkin dapat menjadi motivasi untuk selalu berusaha menjaga diri, serta menjaga lingkungan sekitar. Karena memang sangatlah benar, mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Jika kita lihat lingkungan remaja saat ini, memang sangat sulit sekali untuk membatasi aktifitas kaum muda, dan adalah hal yang sangat sayang apabila itu hal dilakukan, karena dalam kegiatan jiwa muda, terdapat semangat, kreatifitas, kecintaan, dan rasa penasaran yang tinggi. Namun, tak dapat dilepas begitu juga aktivitasnya. Kaum muda ibarat sebuah pena dan secarik kertas putih. Pena yang mewakili kaum adam, sedangkan secarik kertas putih mewakili sucinya kaum hawa. Begitulah mungkin gambaran yang sangat menjelaskan bagaimana posisi remaja.
Mungkin benar, seorang lelaki selalu membawa pena nya ke mana pun ia pergi, begitu pun juga perempuan secarik kertas lah yang selalu ia genggam. Lingkungan kaum muda yang bebas, dapat menjadi liar, dapat juga selalu terjaga, tergantung bagaimana sebuah lingkungan tersebut dibentuk. Namun ada satu poin penting dari lingkungan, terutama lingkugan dimana banyak pena dan banyak kertas berkumpul. Secarik kertas adalah suatu hal yang sangat sensitif, secarik kertas dapat robek, hancur terkena air, tidak rapih lagi, dan mungkin hanya satu kali pakai. Sangat berbeda sekali dengan pena yang dapat digunakan kapan saja, dengan kertas apa saja, dan tintanya dapat diisi ulang.
Secarik kertas dapat diisi dengan banyak hal, tulisan, lukisan, sketsa yang indah, atau bahkan sebuah alur cerita yang sangat dalam maknanya. Tapi tidak semua hal tersebut terjadi, ada secarik kertas yang hanya digunakan, bukan untuk sesuatu yang indah dan bermakna, hanya digunakan untuk suatu goresan pena yang tidak penting, lalu dibuang. Ada juga yang digunakan hanya untuk sebuah catatan, yang hanya digunakan pada masa waktu tertentu, setelah itu terlupakan, yang lebih menyedihkan ada sebuah kertas, yang hanya digunakan sebagai mainan seorang bocah, sungguh disayangkan, kertas berasal dari sesuatu yang mahal harganya, yaitu pohon, yang butuh waktu lama,kerja keras, kesabaran,dan ketabahan untuk membesarkannya. Tapi dapat sia-sia apabila tidak bisa menghargainya.
Berbanding 180 derajat, nasib sebuah pena, lebih beruntung, tercipta untuk jangka waktu yang lebih lama, untuk sebuah kerja keras, dan memiliki tinta yang tidak terbatas. Namun, sebuah pena tidak berarti apa-apa tanda secarik kertas, tidak memiliki apa-apa tanpa sebuah goresan di kertas. Meskipun begitu, pena dapat memberikan goresan, yang tak terlupakan.
Sehebat-hebatnya secarik kertas, mustahil untuk menghilangkan goresan dari sebuah pena, walaupun bisa, tidak seutuhnya kembali, tidak akan kembali seperti sediakala. Dilain sisi, sejelek apapun sebuah pena, selalu dapat memberi goresan, dan sulit untuk menghapusnya.
Jika dilihat dari perumpamaan tersebut, seorang perempuan adalah suatu mahluk yang sangat rentan, namun memiliki nilai yang sangat tinggi, dan dapat menggambarkan sesuatu yang indah dengan kehadiran pena, tapi takdir secarik kertas, tidak dapat menghilangkan sekecil apapun bekas atau goresan dari sebuah pena, maka dari itu, carilah pena yang tepat, pena yang dapat memberikan gambar yang indah, dan alur cerita yang bermakna dalam, bukan sebuah pena yang hanya hadir untuk sebuah goresan kecil, lalu terlupakan, bukan juga pena yang menjadikan sebuah catatan yang menggunakan secarik kertas hanya untuk sementara. Buatlah alur cerita masing-masing kalian dengan sang pena, buat lah alur cerita yang indah, dan bermakna dalam, sehingga suatu saat nanti kalian dapat memamerkan keindahan dan kedalaman maknanya kepada pena-pena dan kertas-kertas lainnya.
Dan untuk sang pena, suatu ciptaan yang memiliki banyak kelebihan dan kekuatan, gunakanlah hanya untuk melukiskan keindahan, bukan untuk memberikan goresan yang menyakitkan, dan membuat hutang dimasa depan. Meskipun tak akan terlihat, dimana saja sebuah pena telah menorehkan tintanya, sebuah goresan dari tinta pun dapat bercerita. Sehingga buat lah alur cerita yang sulit untuk dilupakan, dan selalu indah pada secarik kertas.
Demikianlah kisah Sang Pena dan Secarik Kertas, kedua hal yang saling melengkapi satu sama lain, tidak dapat berdiri sendiri, namun sangat kokoh untuk bersama.
Komentar
Posting Komentar